Rabu, 17 Maret 2010

SRI NRUSIMHA MANTRARAJA

Apakah makna penting dari Sri Nrusimha Mantra? Mengapa disebut sebagai Mantraraja?

UGRAM VIRAM MAHAVISHNUM JVALANTAM SARVATOMUKHAM | NRSIMHAM BHISHANAM BHADRAM MRTYUMRTYUM NAMAMYAHAM ||

Inilah mantra yang dikenal sebagai Rajadiraja semua Mantra yang disusun dalam matra Anustuph. Karena itu dimuliakan pula sebagai Sri Mantraraja. Mantra ini bersama dengan Sri Gayatri Mantra dan sloka-sloka dari Rahasyatraya-saram akan menganugerahkan kebahagiaan yang tak terbatas dan pembebasan kepada para Bhakta. Dapatlah dikatakan ini sebagai Mantraraja yang mengagungkan Sang Rajadiraja, Tuhan di atas segala tuhan, sebagai Bhagavan yang telah berinkarnasi sebagai Mrugaraja, Singa Yang Mahaperkasa. Bhakta yang ingin mengucapkannya hendaknya menerima penganugerahan kuasa (abhiseka-diksha) dari seorang Sad-acharya, sehingga kekuatannya mewujudkan manfaat-manfaat yang baik dan benar.


Sri Ahirbudhnya, Siva-Rudra, melaksanakan Prapatthi, penyerahan diri di bawah kaki padma Tuhan dan Gurunya, Sri Nrisimha Bhagavan, sehingga dia memperoleh kekuasaan dan kekuatannya. Dia melantunkan Sri Mantararaja Pada Stotram untuk memuliakan Mantra Agung ini. Demikian pula semua Veda, menundukkan kepala menyembah kaki padma Sri Kamasikahari Nrisimha yang bermata tiga. Tapana (matahari), Indu (rembulan), dan Agni (api) adalah ketiga mata-Nya yang memusnahkan segala kemalangan dan penderitaan yang berasal dari tiga sumber (Tapatraya: adyatmikam, adibhautikam, adi daivikam). Veda kemudian menghadirkan Sri Nrisimha Tapini Upanisad yang memuliakan Sri Mantraraja. Sri Nrisimha Bhagavan, Sri Mantraraja dan Upanisadnya adalah pemusnah Tapam, dengan demikian ketiganya adalah Tapinim.

Dia dikenal sebagai UGRAM, karena keagungan tindakan-Nya, karena Dia menyerap seluruh alam semesta ke dalam Diri-Nya, menyerap semua sistem dunia, semua Deva, semua jiva, semua bhuta. Karena Dia mencipta, memelihara, dan meleburkan. Karena Dia menganugerahkan kedudukan mulia kepada para Deva dan semua makhluk. Wahai Nrisimha! Sebagaimana Engkau kini kumuliakan! Tercurahlah kebahagiaan yang tak berakhir kepadaku selama menjalani kehidupan ini. Semoga para Gana-Mu senantiasa bersamaku dan menghancurkan semua musuh-musuhku.

Melihat Rupa-Mu yang Maha-menakjubkan dan Maha-mengerikan, ketiga dunia gemetar ketakutan wahai Mahatma! Kami memuja-Nya sebagai kekuatan Yang Maha-memusnahkan. Dengannya kami akan menaklukkan dan membinasakan semua musuh-musuh, kebencian, dan kejahatan.

Karena Dia tidak pernah berhenti menjaga semua aspek alam semesta yang senantiasa aktif bergerak, maka Dia diagungkan sebagai Kemaha-adaan yang amat sangat ganas. Yang Agung demikian, juga tegas dan perkasa. Karena itu selanjutnya Dia dikenal sebagai Viram.


Dia dikenal sebagai VIRAM, karena dari Diri-Nya yang Mahamulia, dari keagungan-Nya, Dia menyediakan tempat bersandar bagi alam semesta, Dia menciptakan, menumbuhkan, memelihara, dan menyerap semua dunia, semua Deva, semua jivatma, dan semua bhuta. Dia adalah Vira, pencipta segala karya. Dia sangat ahli, bagaikan gunung, dan memuaskan keinginan para Deva.

Dia dikenal sebagai MAHAVISHNU, karena Dia menjadikan seluruh dunia terwujudkan. Dia menjadikan mereka semua mampu mewujudkan diri mereka sendiri. Bagaikan urat yang ditemukan sepanjang dan lebarnya daging, Dia meresapi segalanya. Tidak ada sesuatupun yang dapat menjadi ada tanpa Diri-Nya. Dia hadir sebagai Vishwa melalui semua Bhuta. Dia adalah Prajapati. Menghormati dan memuja seluruh bentuk kehidupan tanpa terkecuali adalah dengan menyembah Dia. Dia ada dalam ketiga Jyoti (Surya, Candra, dan Agni). Dia adalah penguasa keenambelas jenis seni dan merupakan sumber semuanya.

Dia menciptakan dan meresap ke dalam ciptaan. Wahai para Stotara! Akhirilah derita kelahiran demi kelahiranmu dengan mendapatkan pengetahuan sejati dari Pribadi Yang Maha-purba, Yang Kekal, dan Yang Benar. Dengan memahami Nama Suci Vishnu ini, lantunkanlah setiap saat! Oh Vishnu! Semoga orang lain juga mengulang-ulang pengucapan Nama Suci-Mu. Kami senantiasa menyembah kecemerlangan-Mu. Engkau, Sriman Narayana, adalah satu-satunya Rupa dari seluruh ciptaan ini dan adalah penyebab akar semuanya. Demikianlah Mahavishnu, membuat semuanya terkagum-kagum oleh kecemerlangan-Nya. Maka kemudian Dia dimuliakan sebagai Jvalantam, Yang Maha-cemerlang.

Dia dikenal sebagai JVALANTAM, karena melalui keagungan-Nya (Mahima) dan kegemilangan-Nya (Prakasha), yang memancar sendiri tiada bersumber dari yang lain (Svayam Jyoti), Dia membuat semua dunia, semua Deva, semua jiva, dan semua Bhuta menjadi bercahaya dan berseri. Dia adalah yang Maha-gemilang dan membuat yang lain bercahaya gemilang. Dia adalah Dipam, yang bersemayam di dalam Dipam, yang menyebabkan bercahayanya Dipam. Dia memancarkan panas yang berkobar dan membuat seluruh dunia menderita. Dia memancarkan cahaya dan menyebabkan cahaya dapat terpancar. Dia adalah Wujud Sejati segala keunggulan. Penyebab dari segala yang unggul dan mujur. Dia adalah sumber dari segala sifat-sifat mulia, Kalyana-svarupa. Maka dari itu Dia dipuja sebagai Jvalantam, Yang Berkobar-kobar.


Dia dikenal sebagai SARVATOMUKHAM, karena Dia melihat dan juga mendengar segalanya, di segala tempat tanpa memerlukan Indria. Dia pergi ke mana-mana, menyerap segalanya ke dalam Diri Dia, mewujud dalam segalanya dan ada dalam segalanya. Pada mulanya hanyalah Dia. Kemudian Dia menjadi segalanya. Mereka yang menjadi para pelindung dunia berasal dari-Nya. Pada akhirnya semua bersandar hanya kepada-Nya. Hamba bersujud kepada Dia yang Wajah-Nya berada di mana-mana!

Ketika melihat, Dia melihat. Ketika mendengar, Dia mendengar. Ketika bernapas, Dia bernapas. Ketika bergerak, Dia bergerak. Dia ada, namun kita tak mengenal-Nya sekalipun Dia ada. Semua indria kita sesungguhnya adalah indria-Nya dan apapun yang kita kerjakan sesungguh-Nya adalah karya-Nya. Hanyalah Tuhan ini yang hadir di segala arah. Ke manapun kita memandang, adalah Wajah-Nya.

Yang Ada sejak awal mula. Dialah sang benih dari semua benih. Dia adalah yang telah lahir, dan yang akan lahir, dan hadir dalam segala sesuatu yang lahir, sebagai Dia yang Wajah-Nya berada di mana-mana. Dia ada, dengan mata di mana-mana, dengan mulut di mana-mana, dengan tangan di mana-mana, dan dengan kaki di mana-mana. Dialah Yang Tunggal, Yang Esa, dan yang telah memberikan manusia tangannya, burung sayapnya, dan telah menciptakan segalanya yang ada di angkasa.

Walaupun Dia ada di setiap tempat dan berada dalam segala sesuatu, Dia tetap tak tersentuh oleh semua ini dan menikmati rasa yang terbaik terkandung dalam semuanya. Kami memuja-Nya, “Wahai Engkau yang bersemayam dalam kami semua dan indria-indria kami, Engkau tetap tidak tersentuh oleh kami, walau Engkau meminum manisnya Amrita-rasa dari segala yang terbaik yang mampu kami persembahkan!”

Karena Dia adalah Vaishwanara itu, Dia mempertunjukkan sebagian kecil dari semuanya ini, ketika keagungan-Nya dibutuhkan. Dia menjelma sebagai Yang Berwajah Singa, oleh karenanya Dia kemudian dimuliakan sebagai Nrisimha.

Dia dikenal sebagai NRISIMHA, karena dari semua binatang, singa adalah yang paling menonjol keindahan, keagungan dan kekuatannya. Maka Tuhan menerima Rupa setengah manusia dan setengah singa. Rupa yang tiada akhirnya ini hadir untuk melaksanakan segala karya kebaikan bagi seluruh alam semesta. Mahavishnu ini, yang memiliki keperkasaan tak terbatas (Viryam) dan hadir dalam wujud binatang (Mruga-rupa), bukanlah sumber ketakutan bagi para penyembah-Nya. Sebaliknya Dia adalah pujaan mereka. Dia adalah yang ada sebagai yang melaksanakan kegiatan agung di dunia ini, sebagai pertapa yang ada di dunia dan bahkan di gunung-gunung. Sebagai Trivikrama, Dia melampaui seluruh alam semesta dalam tiga langkah.

Sri Prahlada mendamaikan-Nya setelah Dia menunjukkan kemurkaan-Nya pada Hiranyakasipu, saat para Deva gemetar ketakutan melihat Rupa-Nya yang mengerikan. Tuhan, yang menyeramkan bagi semuanya, menyentuh kepala Anak-Nya dengan kasih sayang dan memberkati-Nya. Dia adalah Tuhan yang sama, yang perintah-Nya dipatuhi oleh semua Deva dengan penuh “ketakutan” dan hormat. Tanpa rasa takut itu, sekalipun tidak dirasakan oleh para penyembah-Nya, maka akan terjadi kekacauan yang tidak dikehendaki dalam pengaturan alam semesta. Oleh karenanya Dia dipuja pula sebagai Bhisanam, Yang Maha-menyeramkan.

Dia dikenal sebagai BHISANAM, karena Rupa-Nya menyebabkan seluruh alam semesta gemetar ketakutan. Dia menggetarkan semua Deva, semua jiva, dan semua Bhuta, dan membuat mereka berlarian ketakutan, sedang Dia tidak takut akan apapun juga. Dialah yang menimbulkan ketakutan. Angin berhembus karena takut pada-Nya. Surya bersinar karena takut pada-Nya. Agni dan Indra melaksanakan tugas mereka karena takut pada-Nya. Yama, kematian, juga takut pada-Nya.


Musuh-musuh akan ketakutan begitu mereka melihat-Nya sekilas saja. Dia sungguh membuat gentar mereka yang menjadi musuh kebenaran. Walau demikian Dia tidaklah bermaksud menimbulkan ancaman. Maksud-Nya adalah semata kebaikan bagi kita dan melaksanakan semua karya kebaikan. Karena Dia adalah Sat dan Mahavishnu. Dia “menjadi” Yang Maha-menakutkan demi menimbulkan rasa aman bagi mereka yang menyembah-Nya. Oleh karena sesungguhnya Dia adalah sumber segala berkat dan kemujuran, Dia dipuja pula dengan nama Bhadram.

Dia dikenal sebagai BHADRAM, karena Dia adalah sumber segala yang baik. Karena Dia berseri-seri dan membuat semuanya berseri dalam kemujuran. Karena Dia adalah Yang Indah dan menyebabkan segalanya menjadi indah. Hendaknya kita mendengar Yang Baik (Bhadram) itu dengan telinga. Hendaknya kita melihat Bhadram dengan mata. Dengan tubuh beserta segala anggotanya ijinkanlah kami hanya memuja Bhadram selama-lamanya!

Kuasa dari Yang Mahabaik ini adalah sedemikian rupa sehingga Dia menghalau Mrutyu dan Apamrutyu (kematian dan kematian yang tidak sepantasnya) begitu para Bhakta berpikir dan memuja-Nya dengan tulus. Dengan demikian Dia juga dipuja sebagai Mrutyu-mrutyum.


Dia dikenal sebagai MRUTYU-MRUTYUM, karena Dia memusnahkan Mrutyu dan Apamrutyu begitu Bhakta-Nya berpikir tentang Diri-Nya. Dia adalah kematian bagi kematian itu sendiri. Dia memberi kita kehidupan. Atma berasal dari Dia. Dia memberi kita kekuatan. Semua Deva menyerahkan diri dan menyembah-Nya. Kami memuja-Nya dengan persembahan Havi dari Yajna, sebagai yang bayangan-Nya adalah kekekalan, dan merupakan kematian dari kematian.

Dia dikenal sebagai NAMAMI, karena semua Deva, Mumukshu, dan Brahmavadi memuja-Nya dengan berbagai doa menurut keahlian mereka. Bahkan Indra, Varuna, Mitra, dan Aryama, semua berada dalam Diri-Nya. Beliau adalah Sri Nrisimha Narayana yang bersemayam dalam batin semua Devata dan membuat mereka layak dipuja.

Demikianlah Sri Nrisimha dimuliakan sebagai intisari manisnya semua Veda dalam Upanisad. Sri Nrisimha Bhagavan adalah SARVA-NIGAMA-RASAM. Dengan dimuliakannya Sri Nrisimha Bhagavan dalam Ahirbudhnya Samhita oleh Sri Rudra (Siva) dan semua Sat-agamam, maka Dia juga adalah SARVA-AGAMA-RASAM. Oleh karena Sri Mantraraja memuliakan Sri Nrisimha Bhagavan, maka dia tiada lain adalah SARVA-NIGAMA-AGAMA-RASAM-ALAYAM. Inilah sesungguhnya Anubhavam yang diperoleh dari mempelajari semua Veda, Srimad Bhagavatam, Divya Prabandham, dan semua Sri Sukti dari Sat Sampradayam lainnya.

Dengan bersandar pada ulasannya dan sembari bersujud di bawah kaki padma Srimad-alakkhiya-singhar-thiruvadigal Sri Nrisimha-seva-rasikan Ubhayavedantacharya Sri Oppiliappan Kovil Varadacharya Sadagopan Swami, hamba menguraikan keagungan Sri Nrisimha Mantraraja ini.

Harih Om Tat Sat Sri Govinda Govinda Govinda!
Sarvam-srikrishnarpanam-astu.

Rabu, 03 Maret 2010

TANTRA, APAAN SIH?

Kata Tantra menyatakan dua hal yaitu peraturan (viddhi) dan pengaturan (niyama). Viddhi menunjukkan serangkaian syarat-syarat yang ditetapkan untuk diikuti oleh praktisi sedangkan niyama adalah bagaimana seorang praktisi dapat mengatur dirinya supaya dapat menempuh jalan sesuai dengan aturan-aturan yang digariskan dalam viddhi.

Tantra berasal dari akar kata “tan”, tanyate vistaryante jnanam anena, iti tantra. Tantra merujuk pada tulisan, ajaran-ajaran suci yang dengan melaluinya pengetahuan suci dapat disebarluaskan atau diterapkan secara luas. Akhiran ”tra” berarti menyelamatkan, sehingga Tantra adalah pengetahuan atau kebijakan yang dapat menyelamatkan seseorang dari samudera samsara.

Tantra dipahami sebagai yang berhubungan dengan rincian-rincian Sadhana atau praktik disiplin spiritual Upasana. Dalam konteks ini, Tantra dijelaskan sebagai “ajaran yang dapat membawa kepada banyak pencapaian dan kemajuan dengan menerapkan cara-cara yang ahli dan bermakna sehingga pada akhirnya dapat mengarahkan kita menuju tujuan tertinggi dengan secepat-cepatnya.”

Tantra berhubungan dengan empat topik yaitu Charya (berkaitan dengan tugas-tugas relijius dan penerapan ajaran oleh praktisi dalam kehidupan sehari-hari), Kriya (berkaitan dengan pemujaan di kuil dan rincian-rincian yang diperlukan untuk mewujudkan “yang rohani” dalam manifestasi duniawi), Yogam (berkaitan dengan berbagai cara pengarahan dan pemusatan pikiran serta bagaimana jiwa praktisi menjadi lebih dekat dengan Pujaannya), dan Jnanam (berkaitan dengan pengetahuan atau lebih tepatnya pengertian/keinsafan praktisi dalam berbagai tahapan meditatifnya).

Yang memahami Tantra – menyebutnya Tantra, karena dia mampu menyediakan sarana yang tepat untuk mencapai pemenuhan dan penggenapan segala tujuan serta dapat melindungi seseorang dari bahaya-bahaya (yang dapat menyebabkan kegagalan).

Tantra juga dapat dimaknai sebagai sarana untuk menyebarluaskan energi kosmis atau energi rohani dalam batin praktisi. Jadi Tantra adalah teknik, upaya ahli, untuk menyerapkan diri praktisi dalam kekuatan dari Pujaan yang menjadi tujuan praktisi. Dengan demikian Tantra mengantarkan praktisi untuk “dipersatukan” bersama tujuannya bahkan dari awal praktik rohaninya.

Kata Tantra juga dapat dirunut asalnya pada akar kata “tatri”, yang berarti mendukung atau memberi dukungan. Di sini Tantra dipahami sebagai ajaran yang memberikan penjelasan atau keterangan mengenai aspek-aspek tertentu dalam Veda. Ada begitu banyak konsep mendasar yang hanya disebut saja dalam kitab-kitab Veda, dan kita diarahkan untuk mencari serta menemukannya dalam kitab-kitab Tantra.

Jadi dapat dipahami bahwa Tantra merupakan cara atau teknik ahli untuk menerapkan ajaran-ajaran dalam Veda sehingga dapat dicapai tujuan yang diinginkan secepat-cepatnya dan sebaik-baiknya. Seperti inilah Tantra hendaknya dimengerti secara luas oleh para praktisi.